Rabu, 26 November 2014

Kewiraswastaan, Wiraswasta, Dan Wiraswastawan

Kewiraswastaan (Enterpreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntungan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu (wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternative penyediaan lapangan kerja, minimal bagi si pemilik modal itu, kita sebut wiraswasta.
      
 
 Wiraswasta, Wiraswasta berasal dari kata “wira” yang artinya perwira dan “swasta” yang artinya berdiri sendiri. Wira atau perwira berarti juga bijaksana, mulia atau luhur. Swasta atau berdiri sendiri berarti hidup berdiri sendiri. Jadi “wiraswasta” adalah mereka yang dapat hidup dengan berdiri sendiri, merdeka lahir dan batin. Dalam bahasa Prancis “wiraswasta” atau “wirausaha” ataupun “usahawan” (enterpreneur) yang berarti orang yang dapat memberikan manfaat diantara dua pihak, atau disebut “between taker” atau “go between”.
Lebih jelasnya, beberapa pakar mendefinisikan wiraswasta ataupun usahawan sebagai berikut :
-          Joseph Schumpeter (1934) menyatakan, enterpreneur is an innovator and develops untried technology.
-          David Mc Clelland (1961) : enterpreneur is an energetic madorate risk taker.
-          Peter Drucker (1964) : enterpreneur maximies opportunities.
-          Albert Shapero (1975) : enterpreneur takes initiative, organises some social-economic mechanisms, and accept risk of failure.
-          J.B Say (1800) : “wiraswastawan” adalah orang dapat memindahkan sumber daya ekonomi dari kawasan produktivitas rendah ke kawasan produktivitas yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar. Tetapi definisi Say tersebut tidak menjelaskan kepada siapa yang dimaksud dengan “kewiraswastawan”.
-          Di Amerika Serikat : wiraswastawan sering kali diartikan sebagai seseorang yang memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri.

       wiraswastawan Pengertian wiraswasta tidak terbatas dalam arti enterpreneur (wiraswastawan), tetapi lebih luas lagi, yaitu termasuk pegawai negeri yang mempunyai kemauan, kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, atau pegawai negeri yang dapat mengadakan pembaharuan dan kemajuan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan mereka. Karena itu wiraswasta disebut juga wirakarya.                                                                                         Wiraswasta adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk memberikan nilai tambah terhadap sesuatu produk sehingga memberi kepuasan lebih kepada pelanggan. Nilai tambah itu mempunyai sifat yang baru dan belum pernah ada atau belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Orang yang melakukan kegiatan wiraswasta disebut sebagai seorang wiraswastawan. Wiraswastawan juga sering disebut sebagai seorang inovator, karena kegiatan yang dilakukannya merupakan sesuatu yang benar-benar baru atau orisinil. Namun, seringkali kegiatan wiraswasta diasosiasikan dengan kegiatan bisnis yang sifatnya kecil dan mandiri. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Kalau kegiatan bisnis tersebut tidak menghasilkan nilai tambah yang baru, tidak bisa dibilang sedang melakukan kegiatan wiraswasta. Jadi, kata kunci dari wiraswasta adalah nilai tambah yang baru, orisinil, dan belum pernah ada sebelumnya.  

 
Perbedaan antara Perusahaan Kecil dan Perusahaan Besar
 
PERUSAHAAN KECIL
1. Pada umumnya dikelola/dipimpin sendiri oleh pemiliknya.
2. Struktur organisasinya sederhana dan masih banyak perangkapan tugas/jabatan pada seseorang.
3. Persentase kegagalan usaha relatif cukup tinggi.
4. Sulitan untuk mengembangkan usaha dikarenakan sulit memperoleh pinjaman dengan syarat lunak.

PERUSAHAAN BESAR
1. Pada umumnya dikelola/dipimpin oleh manajer profesional (bukan pemiliknya)
2. Struktur organisasinya kompleks dan sudah ada spesialisasi pekerjaan.
3. Persentase kegagalan usaha relatif rendah.
4. Modal jangka panjang relatif lebih mudah diperoleh untuk pengembangan usaha.

Contoh Usaha Kecil di Berbagai Bidang

1. Usaha Kecil di Bidang Kuliner
Usaha di bidang kuliner memang tidak pernah sepi karena setiap orang membutuhkan asupan makanan setiap harinya. Tentu ini menjadi peluang besar bagi Anda yang memang berminat untuk membuka usaha kecil bidang ini. Anda bisa memulai dari usaha restauran, rumah makan, cafe, warung rames, atau bahkan pedagang kaki lima. Sekali lagi disesuaikan dengan modal yang tersedia.  Namun yang lebih penting adalah produk makanan apa yang hendak ditawarkan dan apakah cocok selera masyarakat?
Sebagai contoh Anda bisa menjalankan #bisnis kuliner utama seperti ayam goreng, bakso, mie ayam, gudeg, masakan daerah dan lain-lain. Tidak hanya makanan berat saja, saat ini banyak cafe yang menyediakan kuliner dalam bentuk minuman, es krim, susu, kopi, cake, es kelapa muda dan lain-lain. Tidak buruk juga jika Anda membuka usaha kecil dengan cara kemitraan atau waralaba karena dengan sistem ini Anda bisa terbantu dalam hal penentuan produk, mendapatkan bahan baku dan tata cara pengelolaan.
2. Usaha Kecil di Bidang Jasa
Ada berbagai macam jenis usaha kecil dibidang jasa. Sepertinya dalam usaha ini Anda memang harus memiliki keahlian maupun wawasan luas tergantung pada jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh ada usaha jasa yang berhubungan dengan birokrasi seperti pengurusan surat-surat kendaraan, surat ijin mengemudi, surat ijin usaha, dan pengurusan dokumen penting lainnya.
Sepertinya usaha ini cocok bagi Anda yang memiliki wawasan luas dalam bidang hukum. Bidang jasa lainnya adalah yang berhubungan dengan IT seperti jasa pembuatan website, jasa SEO, desain grafis, pembuatan program komputer dan lain-lain.
Bidang jasa IT cocok dilakukan bagi Anda yang menguasai bidang ini. Bisa juga usaha kecil jasa perbaikan komputer, laptop dan perangkat lain. Selain itu, usaha jasa pengiriman semacam menjadi agen juga sepertinya banyak diminati mengingat banyak perusahaan ekspedisi yang sanggup memfasilitasi.
3. Usaha Kecil Jual Beli
Usaha kecil jual beli? Mungkin ini adalah salah satu bisnis yang  cukup banyak diminati pula. Ada banyak sekali jenis produk yang memang cukup laku untuk dijual seperti ponsel, kendaraan pribadi (roda dua/roda empat), komputer, #kamera, bahkan sampai hewan peliharaan. Dalam jenis usaha ini tidak diharuskan membuka toko khusus dengan lokasi strategis karena bisa juga dilakukan dirumah, baik secara offline ataupun memasarkan secara online agar bisnis Anda tersebut lebih dikenal luas.
4. Usaha Kecil di Bidang Agrobisnis
Bisnis Agrobisnis identik dengan bidang pertanian dan peternakan. Usaha ini sangat cocok dilakukan didaerah pedesaan atau Anda yang memiliki lahan luas untuk menjalankannya. Sebagai contoh usaha kecil bidang Agrobisnis adalah budidaya ikan lele, peternakan ayam, peternakan sapi, budidaya hewan peliharaan, budidaya sayur mayur, buah-buahan dan masih banyak lagi yang lainnya.

Contoh Usaha Besar di Berbagai Bidang

1. Gudang Garam
PT. Gudang Garam Tbk. adalah salah satu perusahaan besar yang memproduksi aneka jenis rokok, seperti Surya Pro Mild, Surya Slim Premium, dan Gudang Garam Djaja. Didirikan pada tahun 1958 oleh Suryo Wonowidjojo, PT Gudang Garam Tbk telah memiliki areal kompleks tembakau yang besar di Kediri. Dalam versi Forbes, Gudang Garam berada di posisi ke 1399 sebagai perusahaan publik terbesar di dunia dengan total aset senilai 3,4 milyar dollar.
2. Bank Danamon Indonesia
Berdiri pada tahun 1956 dengan nama awalnya PT Bank Kopra Indonesia, bank ini kemudian tumbuh dan berganti nama menjadi Bank Danamon pada tahun 1976. Berbagai produk inovatif, seperti Danamon Sharia dan Danamon Simpan Pinjam telah menarik minat publik untuk memakai layanan produknya. Dengan aset sebesar 15,6 milyar dollar dan market cap senilai 4,6 milyar dollar, PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. telah berhasil meraih posisi ke 1636 sebagai The World's Biggest Public Companies.
3. Semen Gresik
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang industri konstruksi material, khususnya memproduksi semen. Perusahaan ini dibangun pada tahun 1953 yang kemudian go pubic pada tahun 1991. Perusahaan yang pangkal produksinya berada di Gresik, Tuban, Indarung, dan Pangkep tersebut telah memiliki aset senilai 1,72 milyar dollar dan didaulat sebagai perusahaan publik terbesar ke 9 di Indonesia atau rangking 1674 secara global.
4. Bumi Resources
Di urutan terakhir perusahaan publik terbesar di Indonesia adalah Bumi Resources yang didirikan tahun 1973. PT Bumi Resources Tbk. adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energi khususnya pertambangan batubara. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertambangan dengan pertumbuhan tercepat di Asia. Bumi Resources telah memiliki tenaga kerja lebih dari enam ribu orang dengan aset perusahaan sebesar 1,72 milyar dollar. Dalam urutan 2.000 besar, perusahaan ini berada di posisi ke 1898.

  Contoh Franchise Lokal dan Asing

Apa yang dimaksud dengan  Mari kita pahami. Dalam bahasa Indonesia, istilah Franchise biasanya dikenal dengan waralaba. atau waralaba adalah sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa. Metode ini membentuk suatu model hubungan kerjasama bisnis antara franchisor (pemilik usaha) dengan franchisee (pemilik modal/investor).

  • Franchisor (Pewaralaba), yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut.
  • Franchisee (Terwaralaba), yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor.
 Contoh Franchise Lokal:

Coffee Toffee
Edam Burger
Tiki
Aladine Kebab
Andrew Crepes
Bakmi Gila
 Bakso Kota Cak Man
Cendol Gading  

 Contoh Franchise Asing:

Mc Donald
GNC
KFC
Pizza Hut
7-eleven
Circle K
Times
Lawson


Keuntungan dan Kerugian dalam Bisnis Franchise

Keuntungan Membeli Franchise
1. Resiko Kegagalan Lebih Kecil
Ketika anda membeli atau bermitra dalam waralaba, tentu usaha tersebut telah terbukti kemapanan dan keberhasilannya. Dari berbagai data statistik, menunjukkan bahwa terwaralaba mempunyai kesempatan lebih besar untuk sukses daripada orang yang memulai bisnisnya sendiri (mandiri).Menurut hasil riset, bisnis independen memiliki resiko 70-80% mengalami kegagalan ketika memulai usahanya, sementara para franchisee hanya 20-30% (Michael M. Coltman, Franchise di Kanada).
2. Memperoleh Berbagai Bantuan Bisnis
Pada umumnya, bila anda membeli sebuah bisnis , para franchisor akan memberi berbagai jenis bantuan untuk kemajuan bisnis anda, seperti peralatan, bahan baku, konsultasi, pelatihan dan juga promosi usaha. Franchisor yang baik akan selalu setia mendampingi usaha anda, karena semakin maju bisnis anda, maka mereka akan memperoleh banyak keuntungan.
3. Kekuatan Daya Beli
Membeli barang dan bahan dalam jumlah besar tentu akan memperoleh harga lebih murah. Hal tersebutlah yang menjadi nilai positif dalam bisnis Secara tidak langsung, akan terjadi proses pembelian secara kolektif oleh para franchisee yang diwakilkan oleh Franchisor. Pembelian kolektif tersebut akan menjadikan daya beli lebih meningkat karena transaksi dilakukan dalam jumlah party.
4. Popularitas Merek
Banyak waralaba nasional dan internasional yang telah dikenal masyarakat luas. Kepopuleran brand tersebut menjadikan mitra waralaba lebih mudah mendatangkan konsumen atau “built-in customers”. 
5. Model Bisnis Yang Sudah Teruji
Sebuah bisnis waralaba menghilangkan ketidakpastian keberhasilan bisnis. Anda tidak perlu khawatir tentang respon calon pelanggan untuk bisnis Anda karena telah dibentuk pada model bisnis yang sudah mapan teruji dan terbukti keberhasilannya. Anda bisa sangat baik memfokuskan perhatian Anda untuk mengelola bisnis Anda saja.
Kekurangan Membeli Franchise
1. Terkurung Dalam Konsep Franchisor
Kerugian utama membeli franchise adalah bahwa anda harus melakukannya dengan cara mereka, sehingga kreatifitas dan insting bisnis anda menjadi tidak berkembang. Beberapa franchisor meberi batasan yang ketat kepada mitra waralaba guna menjaga citra brand yang diwaralabakan.
2. Biaya yang Mahal
Membeli atau ikut dalam bisnis waralaba memerlukan biaya yang lebih besar daripada anda melakukan usaha mandiri. Franchise fee, royalti, dan setoran persentase keuntungan kepada pihak pewaralaba adalah beberapa contoh biaya yang harus dikeluarkan oleh mitra waralaba.
3. Memiliki Potensi Konflik
Bisnis waralaba merupakan bisnis dengan ikatan kerjasama. Ketika terjadi ketimpangan, sering menimbulkan konflik bisnis antara franchisor dan franchisee, sehingga menyebabkan terganggunya atau rusaknya jalinana kerjasama tersebut, sehingga semua pihak akan merasakan kerugian.
4. Taruhan Reputasi Bersama
Merek produk yang terkenal membuat anda tidak perlu bersusah payah membangun citra. Namun jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh franchisor atau franchisee lain, maka anda juga ikut menanggung akibatnya, paling tidak ikut tercoreng terhadap bisnis atau produk yang anda jual.

5.Pengekangan Durasi Kontrak
Untuk membeli franchise, Anda harus masuk ke dalam kontrak dengan waralaba yang secara hukum mengikat Anda untuk menjalankan bisnis selama periode rata-rata 10 tahun. Hal ini dapat mencegah Anda dari membuka bisnis Anda lainnya selama rentang waktu yang ditetapkan.


  Refrensi :

https://sites.google.com/site/kewiraswastaan/
http://shantycr7.blogspot.com/2013/06/pengertian-konsep-kewiraswastaan.html
http://matakristal.com/pengertian-wiraswasta/
https://www.maxmanroe.com/4-contoh-usaha-kecil-potensial-yang-ada-di-sekitar-kita.html
http://www.ciputraentrepreneurship.com/domestic-company/10-perusahaan-besar-di-indonesia-versi-forbes
http://www.resep.web.id/bisnis-keuangan/berikut-daftar-50-waralaba-dengan-investasi-terjangkau.htm
http://lipsus.kontan.co.id/v2/waralaba/read/56/Daftar-Waralaba-Asing
http://www.kerjausaha.com/2013/02/keuntungan-dan-kerugian-dalam-bisnis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar